Rabu, 01 Juli 2009

Silabus Tematik Kelas 3 Tema Norma

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SD/MI KELAS 3 TEMA: NORMA MASYARAKAT KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KEGIATAN PEMBELAJARAN ALOKASI WAKTU SARANA DAN SUMBER PENILAIAN 1 2 3 4 5 6 PKn Mengenal aturan-aturan di lingkungan masyarakat sekitar. • Menjelaskan pengertian norma. • Menceritakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan keluarga. • Mengamati kegiatan sehari-hari di rumah. • Mengidentifikasi contoh-contoh aturan/norma di lingkungan keluarga. • Menceritakan penerapan aturan dalam lingkungan keluarga. 2 minggu  Standar Isi 2006 SD mata pelajaran Agama, IPS, Bahasa Indonesia, Orjaskes, IPA, Matematika, PKn, Seni-Budaya dan Keterampilan  Bahan ajar/buku siswa pembela jaran terpadu dengan pendekatan tematik kelas III.  Buku bahan ajar lain yang relevan untuk Mata pelajaran Agama, IPS, Bhs Indonesia, IPA, PKn Matematika, Seni-Budaya dan Keterampilan dan Orjaskes  Penilaian tingkah laku/pengamatan. Menyebutkan contoh aturan-aturan di lingkungan masyarakat. • Menyebutkan contoh norma-norma di lingkungan masyarakat. • Mengamati pererapan aturan/norma di lingkungan sekitar. • Mengidentifikasi contoh-contoh aturan/norma di lingkungan masyarakat (RT, RW dan Kelurahan/Desa). Melaksanakan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat. • Menjelaskan pelaksanaan aturan-aturan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. • Mengamati penerapan aturan/norma dalam lingkungan keluarga. • Membedakan penerapan aturan/norma yang berlaku di masyarakat. • Melaksanakan aturan/norma dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Melakukan kerjasama di lingkungan rumah, sekolah dan kelurahan/desa. • Menyebutkan tugas-tugas anak di rumah. • Menyebutkan bentuk kerjasama antar anggota keluarga. • Menceritakan cara melakukan kerjasama di lingkungan keluarga dan di masyarakat. • Mengamati penerapan kerjasama di lingkungan keluarga dan di lingkungan masyarakat sekitar. • Mendeskripsikan cara melakukan kerjasama yang tidak bertentangan dengan norma di lingkungan masyarakat (RT, RW dan Kelurahan/Desa). • Mendiskusikan bentuk, cara, dan perilaku kerjasama di lingkungan keluarga, dan masyarakat sekitar.  Penilaian tingkah laku/pengamatan.  Penilaian unjuk Kerja.  Penilaian sikap dan tingkah laku serta unjuk kerja. BAHASA INDONESIA Mendengarkan Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan secara lisan. • Menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang didengarkan. • Menceritakan kembali cerita dengan menggunakan kata-kata sendiri. • Mencatat isi pesan dengan memperhatikan penggunaan ejaan. • Menyampaikan pesan secara lisan kepada orang lain. • Menjelaskan isi teks (100-150 kata). • Mengajukan pertanyaan kepada guru tentang teks. • Mendengarkan cerita dari guru maupun dari teman tentang teks. • Menjawab pertanyaan tentang teks yang didengar. • Menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. • Mendengarkan informasi dari guru tentang suatu pesan. • Menuliskan pesan yang didengar. • Menjelaskan isi pesan kepada orang lain.dengan menggunakan kata-kata sendiri. • Mendengarkan pesan yang disampaikan . • Bertanya jawab tentang isi cerita dalam teks. Buku bahan ajar lain yang relevan untuk Mata pelajaran Agama, IPS, Bhs Indonesia, Seni-Budaya dan Keterampilan, Sains, Matematika dan Orjaskes.  Penilaian tingkah laku/pengamatan.  Penilaian unjuk kerja.  Penilaian sikap dan tingkah laku serta unjuk kerja. Membaca Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif. • Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif. • Mendengarkan isi bacaan berdasarkan teks. • Membaca isi teks dengan bacaan dan intonasi yang tepat. • Menjelaskan isi teks sesuai dengan pemahaman sendiri. 1 2 3 4 5 6 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat. • Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yg tepat. • Mengajukan pertanyaan tentang teks. • Membaca isi teks. Menulis Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. • Menulis paragraf berdasarkan bahan yang diterima. • Mengamati kegiatan sehari-hari. • Berdiskusi dengan teman tentang kegiatan sehari-hari. • Menuliskan paragraf kegiatan sehari-hari dengan bahasa sendiri yang mudah dipahami. Penilaian portofolio dan produk. Seni-Budaya dan Keterampilan Rupa: Mengekspresikan diri melalui gambar dekoratif dari motif hias daerah setempat. • Mengelompokkan berbagai jenis bidang, tekstur dan bentuk, melalui gambar dekoratif dari motif hias daerah setempat. • Mengamati berbagai bidang, tekstur, bentuk, ritme. • Mengelompokkan berbagai bidang, tekstur, bentuk, ritme. Penilaian unjuk kerja dan produk. Musik: Menyanyikan lagu daerah dan lagu anak dengan atau tanpa iringan sederhana. • Membedakan tentang menguat dan melemahnya bunyi dengan peragaan gerakan/tepukan. • Membuat gerakan tepukan dengan berbagai jenis suara : keras, lemah dan sedang. IPA/Sains • Mengidentifikasi ciri-ciri kebutuhan makhluk hidup. • Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. • Mengidentifikasi macam-macam kebutuhan manusia. • Membicarakan suatu topik berdasarkan pendengaran atau penglihatan. • Melakukan pengamatan obyek tunggal berdasarkan ciri-ciri fisiknya. • Menceritakan hasil pengamatan secara lisan atau menggunakan gambar. • Menggolongkan makhluk hidup secara sederhana. • Mengamati suasana kelas tentang suatu topik. • Mendengarkan informasi tentang suatu topik . • Berbicara tentang topik yang dibahas. • Mengajukan pertanyaan. • Mengamati berbagai obyek. • Berdiskusi tentang obyek/topik yang diamati. • Bercerita tentang obyek . • Mencari informasi dari nara sumber, buku, atau gambar. • Mendeskripsikan perubahan yang terjadi pada makhluk hidup dan hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak (makanan, kesehatan, rekreasi, istirahat dan olah raga). • Membandingkan beberapa ciri makhluk hidup. • Memberi makna pada hasil pengamatan. • Menggunakan informasi dari hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan. • Menyimak informasi tentang makhluk hidup. • Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup. • Mengamati perubahan yang dapat terjadi pada mahluk hidup jika kebutuhannya tidak terpenuhi. 1 2 3 4 5 6 MATEMATIKA Menentukan letak bilangan pada garis bilangan. • Membaca dan menulis lambang bilangan dalam kata-kata dan angka. • Menentukan letak bilangan pada garis bilangan. • Membaca soal. • Menuliskan lambang bilangan dengan kata-kata dan angka. • Mengurutkan bilangan dan menentukan posisinya pada garis bilangan. ORJASKES Mempraktekkan berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan otot-otot bahu dan dada secara sederhana serta nilai disiplin. • Melakukan variasi gerak tubuh dalam berbagai bentuk latihan untuk meningkatkan otot bahu dan dada secara sederhana serta nilai-nilai disiplin. • Melakukan gerakan latihan dasar bahu dan dada. • Melakukan gerakan latihan untuk meningkatkan daya tahan.

Materi Tematik kelas 3

Jumat, 19 Juni 2009

Puisi

Dalam penyepian ini Dalam sebuah renungan Kurasakan ada yang lain.. Jauh jauh dari yang kubayangkan Tak sadar diri tlah jauh melangkah Hingga meninggalkan yang harus kulakukan Tuhan ketenangan ini harapku slalu ada.. Bersemayam dalam diri selamanya,, Bagaimana kabar kawanan burung itu? Sudahkah mereka berpindah tempat.. Dari dahan yang biasa mereka hinggap.. Menuju tempat baru yang ada hamparan salju Tuhan.. Jauhkanlah niat tuk mendzalimi hati Jauhkanlah impian yang membayangi hati kami Karena impian kami masih lah jauh terwujud.. Tuhan.. Jagalah hati dan lisan yang tiap kutoreh Jangan sampai lisanku menyakiti saudaraku sendiri Harapku untuk selalu memperbaiki Dari segala kealfaan yang telah terlakukan.. Lama nian tak kurasakan .. Satu indahnya pagi kala mentari kembali terang Bersinar terangi bumi.. Bias bias sinarnya yang masih diperlukan pepohonan.. Untuknya berkembang tumbuh sempurna Begitu juga diri ini.. Yang selalu membutuhkan suportmu Untuk mengingatkanku kala langkah mulai salah Karena engkaulah mentari yang selalu kutunggu..

Kamis, 05 Maret 2009

Mengenang Akhlak Nabi Muhammad Sallallahu 'alayhi Wassala

oleh Ustadz KH. Nadirsyah Hosen* A'uudzu billahi minasy syaithanirrajiim Bismillahirrahmanirrahim Allahumma salli 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala aalihi wa sahbihi wasallim Setelah Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat. Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta, "Ceritakan padaku akhlak Muhammad!". Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib. Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam. Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata, "Ceritakan padaku keindahan dunia ini!." Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...." Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)" Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu bagaikan Al-Qur'an berjalan. Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun [23]: 1-11. Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini. Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam, Aisyah hanya menjawab, "Ah semua perilakunya indah." Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri. "Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, 'Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.'" Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah. Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam jugalah yang membikin khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata, "Mengapa engkau tidur di sini?" Nabi Muhammmad menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu." Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam mengingatkan, "berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya." Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka. Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam memanggilnya. Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi malah mencium sorban Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam tersebut. Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita. Begitulah akhlak Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia. Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama. Terhadap Abu Bakar, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam selalu memujinya. Abu Bakar- lah yang menemani Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam sakit. Tentang Umar, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pernah berkata, "Syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain." Dalam riwayat lain disebutkan, "Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta'wil) mimpimu itu? Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam menjawab "ilmu pengetahuan." Tentang Utsman, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam sangat menghargai Utsman karena itu Utsman menikahi dua putri Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam, hingga Utsman dijuluki Dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya). Mengenai Ali, Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. "Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya." "Barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik." Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah...ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi. Saya pernah mendengar ada seorang ulama yang mengatakan bahwa Allah pun sangat menghormati Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam. Buktinya, dalam Al-Qur'an Allah memanggil para Nabi dengan sebutan nama: Musa, Ayyub, Zakaria, dll. tetapi ketika memanggil Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam, Allah menyapanya dengan "Wahai Nabi". Ternyata Allah saja sangat menghormati beliau. Para sahabat pun ditegur oleh Allah ketika mereka berlaku tak sopan pada Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Alkisah, rombongan Bani Tamim menghadap Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam. Mereka ingin Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam menunjuk pemimpin buat mereka. Sebelum Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam memutuskan siapa, Abu Bakar berkata: "Angkat Al-Qa'qa bin Ma'bad sebagai pemimpin." Kata Umar, "Tidak, angkatlah Al-Aqra' bin Habis." Abu Bakar berkata ke Umar, "Kamu hanya ingin membantah aku saja," Umar menjawab, "Aku tidak bermaksud membantahmu." Keduanya berbantahan sehingga suara mereka terdengar makin keras. Waktu itu turunlah ayat: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya. Takutlah kamu kepada Allah. Sesungguhnya Allah maha Mendengar dan maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menaikkan suaramu di atas suara Nabi. janganlah kamu mengeraskan suara kamu dalam percakapan dengan dia seperti mengeraskan suara kamu ketika bercakap sesama kamu. Nanti hapus amal- amal kamu dan kamu tidak menyadarinya" (QS. Al-Hujurat 1-2) Setelah mendengar teguran itu Abu Bakar berkata, "Ya Rasul Allah, demi Allah, sejak sekarang aku tidak akan berbicara denganmu kecuali seperti seorang saudara yang membisikkan rahasia." Umar juga berbicara kepada Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dengan suara yang lembut. Bahkan konon kabarnya setelah peristiwa itu Umar banyak sekali bersedekah, karena takut amal yang lalu telah terhapus. Para sahabat Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam takut akan terhapus amal mereka karena melanggar etiket berhadapan dengan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Dalam satu kesempatan lain, ketika di Mekkah, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam didatangi utusan pembesar Quraisy, Utbah bin Rabi'ah. Ia berkata pada Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam, "Wahai kemenakanku, kau datang membawa agama baru, apa yang sebetulnya kau kehendaki. Jika kau kehendaki harta, akan kami kumpulkan kekayaan kami, Jika Kau inginkan kemuliaan akan kami muliakan engkau. Jika ada sesuatu penyakit yang dideritamu, akan kami carikan obat. Jika kau inginkan kekuasaan, biar kami jadikan engkau penguasa kami" Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam mendengar dengan sabar uraian tokoh musyrik ini. Tidak sekalipun beliau membantah atau memotong pembicaraannya. Ketika Utbah berhenti, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam bertanya, "Sudah selesaikah, Ya Abal Walid?" "Sudah." kata Utbah. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam membalas ucapan utbah dengan membaca surat Fushilat. Ketika sampai pada ayat sajdah, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun bersujud. Sementara itu Utbah duduk mendengarkan Nabi sampai menyelesaikan bacaannya. Peristiwa ini sudah lewat ratusan tahun lalu. Kita tidak heran bagaimana Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dengan sabar mendengarkan pendapat dan usul Utbah, tokoh musyrik. Kita mengenal akhlak nabi dalam menghormati pendapat orang lain. Inilah akhlak Nabi dalam majelis ilmu. Yang menakjubkan sebenarnya adalah perilaku kita sekarang. Bahkan oleh si Utbbah, si musyrik, kita kalah. Utbah mau mendengarkan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dan menyuruh kaumnya membiarkan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam berbicara. Jangankan mendengarkan pendapat orang kafir, kita bahkan tidak mau mendengarkan pendapat saudara kita sesama muslim. Dalam pengajian, suara pembicara kadang-kadang tertutup suara obrolan kita. Masya Allah! Ketika Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam tiba di Madinah dalam episode hijrah, ada utusan kafir Mekkah yang meminta janji Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam bahwa Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam akan mengembalikan siapapun yang pergi ke Madinah setelah perginya Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Selang beberapa waktu kemudian. Seorang sahabat rupanya tertinggal di belakang Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Sahabat ini meninggalkan isterinya, anaknya dan hartanya. Dengan terengah-engah menembus padang pasir, akhirnya ia sampai di Madinah. Dengan perasaan haru ia segera menemui Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dan melaporkan kedatangannya. Apa jawab Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam? "Kembalilah engkau ke Mekkah. Sungguh aku telah terikat perjanjian. Semoga Allah melindungimu." Sahabat ini menangis keras. Bagi Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam janji adalah suatu yang sangat agung. Meskipun Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam merasakan bagaimana besarnya pengorbanan sahabat ini untuk berhijrah, bagi Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam janji adalah janji; bahkan meskipun janji itu diucapkan kepada orang kafir. Bagaimana kita memandang harga suatu janji, merupakan salah satu bentuk jawaban bagaimana perilaku Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam telah menyerap di sanubari kita atau tidak. Dalam suatu kesempatan menjelang akhir hayatnya, Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam berkata pada para sahabat, "Mungkin sebentar lagi Allah akan memanggilku, aku tak ingin di padang mahsyar nanti ada diantara kalian yang ingin menuntut balas karena perbuatanku pada kalian. Bila ada yang keberatan dengan perbuatanku pada kalian, ucapkanlah!" Sahabat yang lain terdiam, namun ada seorang sahabat yang tiba-tiba bangkit dan berkata, "Dahulu ketika engkau memeriksa barisan di saat ingin pergi perang, kau meluruskan posisi aku dengan tongkatmu. Aku tak tahu apakah engkau sengaja atau tidak, tapi aku ingin menuntut qishash hari ini." Para sahabat lain terpana, tidak menyangka ada yang berani berkata seperti itu. Kabarnya Umar langsung berdiri dan siap "membereskan" orang itu. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun melarangnya. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam pun menyuruh Bilal mengambil tongkat ke rumah beliau. Siti Aisyah yang berada di rumah Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam keheranan ketika Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam meminta tongkat. Setelah Bilal menjelaskan peristiwa yang terjadi, Aisyah pun semakin heran, mengapa ada sahabat yang berani berbuat senekad itu setelah semua yang Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam berikan pada mereka. Rasul memberikan tongkat tersebut pada sahabat itu seraya menyingkapkan bajunya, sehingga terlihatlah perut Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam berkata, "Lakukanlah!" Detik-detik berikutnya menjadi sangat menegangkan. Tetapi terjadi suatu keanehan. Sahabat tersebut malah menciumi perut Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dan memeluk Nabi seraya menangis, "Sungguh maksud tujuanku hanyalah untuk memelukmu dan merasakan kulitku bersentuhan dengan tubuhmu!. Aku ikhlas atas semua perilakumu wahai Rasulullah". Seketika itu juga terdengar ucapan, "Allahu Akbar" berkali-kali. Sahabat tersebut tahu, bahwa permintaan Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam itu tidak mungkin diucapkan kalau Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam tidak merasa bahwa ajalnya semakin dekat. Sahabat itu tahu bahwa saat perpisahan semakin dekat, ia ingin memeluk Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam sebelum Allah memanggil Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam ke hadirat-Nya. Suatu pelajaran lagi buat kita. Menyakiti orang lain baik hati maupun badannya merupakan perbuatan yang amat tercela. Allah tidak akan memaafkan sebelum yang kita sakiti memaafkan kita. Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pun sangat hati-hati karena khawatir ada orang yang beliau sakiti. Khawatirkah kita bila ada orang yang kita sakiti menuntut balas nanti di padang Mahsyar di depan Hakim Yang Maha Agung ditengah miliaran umat manusia? Jangan-jangan kita menjadi orang yang muflis. Na'udzu billah..... Nabi Muhammad sallAllahu 'alayhi wasallam ketika saat haji Wada', di padang Arafah yang terik, dalam keadaan sakit, masih menyempatkan diri berpidato. Di akhir pidatonya itu Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam dengan dibalut sorban dan tubuh yang menggigil berkata, "Nanti di hari pembalasan, kalian akan ditanya oleh Allah apa yang telah aku, sebagai Nabi, perbuat pada kalian. Jika kalian ditanya nanti, apa jawaban kalian?" Para sahabat terdiam dan mulai banyak yang meneteskan air mata. Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam melanjutkan, "Bukankah telah kujalani hari-hari bersama kalian dengan lapar, bukankah telah kutaruh beberapa batu diperutku karena menahan lapar bersama kalian, bukankah aku telah bersabar menghadapi kejahilan kalian, bukankah telah kusampaikan pada kalian wahyu dari Allah.....?" Untuk semua pertanyaan itu, para sahabat menjawab, "Benar ya Rasul!" Rasul sallAllahu 'alayhi wasallam pun mendongakkan kepalanya ke atas, dan berkata, "Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah!". Nabi sallAllahu 'alayhi wasallam meminta kesaksian Allah bahwa Nabi telah menjalankan tugasnya. Di pengajian ini saya pun meminta Allah menyaksikan bahwa kita mencintai Rasulullah sallAllahu 'alayhi wasallam. "Ya Allah saksikanlah betapa kami mencintai Rasul-Mu, betapa kami sangat ingin bertemu dengan kekasih-Mu, betapa kami sangat ingin meniru semua perilakunya yang indah; semua budi pekertinya yang agung, betapa kami sangat ingin dibangkitkan nanti di padang Mahsyar bersama Nabiyullah Muhammad, betapa kami sangat ingin ditempatkan di dalam surga yang sama dengan surganya Nabi kami. Ya Allah saksikanlah...Ya Allah saksikanlah Ya Allah saksikanlah"

Rabu, 25 Februari 2009

Ikut Jalan Rasulullah

Monday, January 19, 2009 Ikuti jalan aman dari Rasulullah! Sohbet setelah Sholat Jum'at, Jum'at, 2.1.2009 Pesan untuk Muharram As-salamu alaikum! Ini adalah hari jum'at pertama dari bulan baru Muharramu-l Haram. Ampunan dan dukungan dari Allah Yang Maha Perkasa demi kehormatan dan kemuliaan penghulu para Nabi S.Muhammad saws. Kita saat ini baru saja mendapatkan tanda2 dari kiamat atau hari kebangkitan yaitu tahun 1430 H, (angka) dari tahun hijriah. Semoga Allah menjadikan bulan ini demi kehormatan penghulu para S.Muhammad sws, untuk kebahagiaan ummat Rasulullah saws. Dan ummatnya (seluruh generasi) (dari masa S.)Adam a.s.... Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saws bahwa: dari Adam a.s. hingga masa akhir dari seluruh nabi mereka memiliki bendera2 suci untuk setiap nabi,mereka dating dari naungan seseorang yang terhormat dan termulia dan bendera kemenangan dari Islam yaitu Liwahi-l Hamd, dating darinya. Rasul sws (is) berkata bahwa: (Ini) merupakan kehormatan yang Allah Yang Maha Perkasa berikan untukku." Dan kita sepantasnyalah tuk berbahagia karena kita adalah pengikutnya dan berada dibawah negaranya,dan negaranya adalah negara terakhir,ummat terakhir dan setelah ummatnya(dan tidak akan) ada lagi ummat yg lainnya. Karena Rasulullah saws karena dbeliaulah Khatmu-l Nabiyin. Setelah Beliau - salawatullah wa sallim alaik, Yang paling terhormat dan kemuliaan untuk beliau – dan seperti yang beliau katakana :" Akulah Negara terakhir" dan kita telah mendapat kehormatan untuk menjadi bagian dari negaranya. O manusia, O manusia, kalian mendedngar dan melihat dimanapun ada kesulitan, masalah san 'dhulm', penindas. Dimanapun. Oh! Dan itulah hasil dari umat manusia yang meninggalkan ajaran islam. Bahkan negara Muslim, mereka meniggalkan ajaran Islam dan mereka berusaha mengikuti jalan Non-Muslim dan itulah 'Jeza' atau hukuman buat mereka.Non – Muslim,karena mereka tidak dating untuk mempercayai Nabi terakhir.Bahwa dia telah disebutkan dari nabi pertama S.Adam. Hingga kenabi terakhir, Dia telah disebutkan;Hanya para Nabi yang memberikan apresiasi baik terhadapnya kepada para umatnya. – Dan negara2 Non-Muslim, karena mereka tidak mempercayainya,Hukuman akan mengenai mereka.dan negara2 muslim, karena mereka meninggalkan syariat, yang sudah diturunkan dari surga,meninggalkan perintah2 sucinya, perintah2 surgawi, meninggalkan untuk mengikuti penghulu para Nabi, dan mereka berlari mengejar jalan orang2 Non-Muslim, untuk menjadi seperti mereka,mereka berusaha,oleh karena itu huhkumanpun dating mengenai mereka. O Manusia jika kalian mengharapkan untuk diselamatkan disini dan dihari kemudian, dating dan ikutilah perintah suci dari surga yang kita telah dimuliakan dengannya. Jika setiap orang berlari menjauh dari perintah suci, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan mereka atau tidak akan ada penyelamat untuk mereka. O manusia kalian dipersilahkan disini . dari jarak yang jauh, dari negara yang berbeda kalian dating kesini. Tetapkan apa yang telah dikatakan kepadamu dan berusahalah untuk mengikuti naungan dan perlindungan jalan dari Rasul, Penghulu dari para Nabi S.Muhammad sws,Kalian akan dilindungi disini dan dihari kemudian. O manusia, jagalah syariat yang suci, jagalah perintah suci-Nya! Jagalah anak-anakmu dari jalan yang kotor! Berusahalah untuk menjadi hamba yang baik bagi Allah Yang Maha Perkasa, karena saat ini mendekati hari akhir (kiamat),Hari Kebangkitan. Kita harapkan itu akan berada pada tahun 1500 Hijriah. Dan itu untuk tahun sekarang yang memasuki tahuun 1430 Hijriah berjarak 70 tahun lagi. Tanda lain dari kiamat, Yang besar dan yang kecil, akan muncul, hari kebangkitan akan dating mendekat. Jagalah imanmu, jagalah islammu, hormatilah islam, hormatilah Nabi sucimu! Semoga Allah mengampuni kita semua demi kemuliaannya. Kemuliaan dari hambanya yang termulia dan terhormat di kehadirat-Nya S.Muhammad saws, Fatiha.__._,_.___ kumpulan mutiara nasihat Sultan Awliya Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani qs dan Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani qs dirangkum dalam blog www.muhibbunnaqsybandi.blogspot.com Kumpulan Adab Naqsybandi dapat dilihat di www.adabnaqsybandi.blogspot.com

Delapan Kebohongan Ibu

Thursday, February 26, 2009 Delapan kebohongan ibu Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu seringmemberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" --------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan anaknya. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja. " Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergiujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yangtegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku.Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harusmembiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpapenderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihatkehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untukmenikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata: "Saya tidak butuh cinta" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah danbekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu,tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirimbalik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudianmemperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkatsebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu.Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkenapenyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatansangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebardi wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambilberlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisiseperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN. Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. ---ooOOOoo--- Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu, dan terimakasih ayah ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untukberbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah ang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" dikemudian hari. Sumber :maestromuda.org
Ayam Negeri dan Ayam Kampung Pada suatu hari, seorang ayah dan seorang anak laki-lakinya yang sudah menjelang dewasa tampak sedang bersama-sama memberi makanan pada ayam-ayam peliharaan mereka. Keluarga ini memang memelihara banyak ayam dari berbagai jenis, yang terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu ayam kampung dan ayam negeri. Di sela-sela kesibukan itu, tiba-tiba sang ayah bertanya pada anaknya : “Nak, kalau kau harus memilih, yang mana kau lebih suka, jadi ayam negeri atau jadi ayam kampung?” Sang anak tertegun mendengar pertanyaan tersebut. Ia tidak mampu menjawab. “Apa maksud ayah?” katanya sejurus kemudian. “Ini hanya sebuah permisalan. Bila kelak engkau menjadi lebih dewasa nanti, ada dua cara hidup yang bisa engkau pilih, yaitu cara hidup seperti ayam negeri, atau sebagai ayam kampung”, jelas ayahnya. “Ah, aku tahu ! Tentu aku memilih hidup seperti ayam kampung. Ia selalu bebas pergi ke mana saja ia mau..”, jawab sang anak dengan antusias. Si ayah yang bijaksana ini tersenyum sambil membenarkan. “Selain kebebasan, masih banyak hal-hal lain yang bisa kita ambil dari kehidupan ayam kampung, dibanding dengan kehidupan ayam negeri”, lanjut ayahnya. Lalu ia mulai berbicara panjang lebar untuk menjelaskan falsafah hidup ayam kampung kepada anak kesayangannyatersebut. Ayam kampung berbeda terhadap ayam negeri dalam banyak hal. Perbedaan pertama yang telah disebut di atas adalah hal kebebasan. Ayam kampung selalu hidup bebas di alam lepas. Pergi kesana ke mari mencari makan, bermain, dan bercengkerama. Sementara itu, ayam negeri selalu hidup di kandang yang bagus. Pada malam hari, ayam kampung tidur seadanya, di mana saja. Tidak perlu di kandang, bahkan acapkali hanya di atas jerami atau pada seutas ranting. Sedangkan ayam negeri siang malam ada di kandang yang nyaman, termasuk waktu tidur. Kandangnya itu, benar-benar dibuat nyaman, bersih karena setiap hari dibersihkan. Kesehatan lingkungannya di jaga, bahkan temperatur ruangan harus selalu diatur dengan nyala lampu agar tetap hangat. Ayam kampung mencari makan sendiri, berjuang menyibak semak-semak, mengorek sampah, merambah selokan, berpanas dan berhujan menyantap apa saja yang bisa disantapnya. Tidak peduli kotoran dan tidak hirau pelimbahan, demi menyambung hidup yang keras dari hari ke hari. Ayam negeri di lain pihak, disediakan makanan oleh majikannya dengan makanan khusus. Penuh gizi dan bebashama. Jadwal teratur, dan tidak boleh menyentuh makanan sembarangan. Sekali-sekali pada waktu- waktu tertentu, ayam negeri juga diberi suntikan agar lebih sehat dan produktif. Melihat kenyataan itu, tentu terpikir oleh kita bahwa sudah sepantasnya kalau ayam negeri memiliki kelebihan dalam segala hal dibanding ayam kampung. Tapi apa nyatanya? Ayam negeri sangat sensitif.Ada keadaan yang sedikit saja menyimpang dari seharusnya, sakitlah ia. Satu sakit, yang lain pun sakit, dan akhirnya semua mati. Sebaliknya,.ayam kampung tidak pernah sakit, tubuhnya sehat dan kuat, berkat gemblengan alam. Itu yang membuatnya tidak pernah sakit. Ia pun berjuang setiap hari di alam terbuka, melawan kekerasan alam untuk mencari nafkahnya. Ayam kampung juga memiliki rasa pengorbanan, tidak ragu untuk menyibak semak, mengorek sampah dan merambah selokan, berpanas dan berhujan sambil membimbing anak- anaknya mencari makan, agar mereka tegar seperti induknya. Sang ayah yang bijaksana tadi berkata lagi : “Lihat, meski bergelimang berbagai kenyamanan, ayam negeri itu sesungguhnya sudah kehilangan identitas sebagai makhluk yang bebas. Statusnya sudah diubah oleh mahluk lain yang bernama manusia, tidak lagi sebagai mahluk hidup, melainkan sebagai mesin. Mesin yang menghasilkan telur dan daging dalam jumlah besar bagi keperluan manusia..” Moral apa yang bisa kita serap dari fenomena ayam kampung dan ayam negeri ini? Manusia bisa berkaca dari cermin kehidupan ayam negeri dan ayam kampung. Dalam bekerja mencari nafkah serta meniti karir, kebanyakan generasi muda menghendaki kehidupan nyaman tidak ubahnya bagai kehidupan ayam negeri. Mendambakan hidup nikmat di mana segala kebutuhannya dipenuhi, jauh dari beratnya perjuangan hidup, jauh dari gemblengan dan tantangan alam, bahkan kalau perlu tidak usah tahu dengan yang namanya cucuran keringat serta beratnya banting tulang. Sejak selesai sekolah, rata-rata pemuda sudah terpola untuk bias diterima bekerja di sebuah perusahaan besar, menerima gaji besar, mendapat sejumlah jaminan dan fasilitas-fasilitas tertentu, mampu membeli rumah dan mobil sendiri, serta berkantor di salah satu gedung megah dan mewah di kawasan bisnis bergengsi. Sekolah dianggap sebagai sarana yang memberikannya standar pengakuan sebagai tiket untuk mendapatkan semua itu. Disana terselip sebuah pengharapan bahwa, semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, semakin tinggi pula jabatan yang akan ia peroleh dari perusahaan, dan mereka mengira, semakin santai pula pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Hidup tenang dengan serba berkecukupan bahkan berkelimpahan. Tak perlu disangsikan lagi bahwa pedoman hidup yang dianut generasi muda ini, sama dan sebangun dengan liku-liku kehidupan ayam negeri. Mereka menginginkan kenyamanan dan berbagai fasilitas yang diberikan oleh majikan, sama seperti ayam negeri menerima kenyamanan dan berbagai fasilitas dari majikannya. Mereka menginginkan kesehatan dan jadwal hidup yang serba teratur, sama seperti ayam negeri menerima kesemua itu dari majikannya. Mereka memerlukan perhatian penuh tentang kesejahteraan diri dan keluarga, memerlukan tuntunan dan pimpinan untuk memperlancar tugas dan kewajibannya, sama seperti seperti yang diberikan majikan kepada ayam-ayam negeri itu. Namun mereka tidak menyadari bahwa pada saat yang sama, mereka telah kehilangan kebebasan dirinya, sebagai hak azasi manusia yang paling hakiki. Mereka tidak bisa lagi pergi dan terbang kesana ke mari seperti seekor elang di langit lepas. Sama seperti yang dialami oleh ayam negeri. Lebih-lebih lagi, mereka telah kehilangan identitas diri sebagai mahluk hidup, karena status dirinya, disadari atau tidak, telah dirubah menjadi mesin yang sangat produktif demi kepentingan majikannya. Juga sama seperti ayam negeri. Falsafah hidup seperti ayam negeri, benar-benar merupakan suatu hal yang menyesatkan, terutama bagi kalangan muda. Orang akan terpedaya dengan perasaan nikmat dalam kehidupan yang terkungkung di antara sisi-sisi tembok beton kantor atau rumahnya yang mewah. Padahal di luar, masih teramat banyak orang yang tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pekerjaan, hidup susah di rumah-rumah kumuh dan pengap. Falsafah ayam negeri hanya mengajarkan manusia untuk memuja kenyamanan diri semata. Meski tidak ada yang salah untuk memperoleh kesejahteraan, kesenangan dan kemewahan bagi diri dan keluarga, namun pola hidup demikian cenderung membuat orang menjadi figur yang selfish dan egois, selalu mementingkan diri sendiri. Tidak ada lagi rasa prihatin dan empati kepada sesama. Apalagi keinginan berkorban untuk orang lain. Sindrom kenikmatan juga akan menyebabkan kaum muda kehilangan semangat dan daya juang, sehingga tidak akan mau lagi ikut memikirkan bagaimana berpartisipasi untuk memajukan negara dan bangsa, mengentaskan kemiskinan rakyat jelata dan berbagai aspek social lainnya yang amat dibutuhkan oleh masyarakat banyak. Di ujung rangkaian dari berbagai kesenangan yang memabukkan itu, akhirnya akan muncullah masalah yang paling berat, yaitu kenyataan bahwa generasi muda akan menjelma menjadi generasi yang ringkih, getas dan sensitif. Generasi yang mudah patah saat dihadapkan pada situasi krisis, sebagai akibat terlalu dimanjakan oleh kenikmatan. Lagi-lagi sama seperti ayam negeri yang sensitif terhadap berbagai penyakit.