Rabu, 25 Februari 2009

Ikut Jalan Rasulullah

Monday, January 19, 2009 Ikuti jalan aman dari Rasulullah! Sohbet setelah Sholat Jum'at, Jum'at, 2.1.2009 Pesan untuk Muharram As-salamu alaikum! Ini adalah hari jum'at pertama dari bulan baru Muharramu-l Haram. Ampunan dan dukungan dari Allah Yang Maha Perkasa demi kehormatan dan kemuliaan penghulu para Nabi S.Muhammad saws. Kita saat ini baru saja mendapatkan tanda2 dari kiamat atau hari kebangkitan yaitu tahun 1430 H, (angka) dari tahun hijriah. Semoga Allah menjadikan bulan ini demi kehormatan penghulu para S.Muhammad sws, untuk kebahagiaan ummat Rasulullah saws. Dan ummatnya (seluruh generasi) (dari masa S.)Adam a.s.... Seperti yang disabdakan oleh Rasulullah saws bahwa: dari Adam a.s. hingga masa akhir dari seluruh nabi mereka memiliki bendera2 suci untuk setiap nabi,mereka dating dari naungan seseorang yang terhormat dan termulia dan bendera kemenangan dari Islam yaitu Liwahi-l Hamd, dating darinya. Rasul sws (is) berkata bahwa: (Ini) merupakan kehormatan yang Allah Yang Maha Perkasa berikan untukku." Dan kita sepantasnyalah tuk berbahagia karena kita adalah pengikutnya dan berada dibawah negaranya,dan negaranya adalah negara terakhir,ummat terakhir dan setelah ummatnya(dan tidak akan) ada lagi ummat yg lainnya. Karena Rasulullah saws karena dbeliaulah Khatmu-l Nabiyin. Setelah Beliau - salawatullah wa sallim alaik, Yang paling terhormat dan kemuliaan untuk beliau – dan seperti yang beliau katakana :" Akulah Negara terakhir" dan kita telah mendapat kehormatan untuk menjadi bagian dari negaranya. O manusia, O manusia, kalian mendedngar dan melihat dimanapun ada kesulitan, masalah san 'dhulm', penindas. Dimanapun. Oh! Dan itulah hasil dari umat manusia yang meninggalkan ajaran islam. Bahkan negara Muslim, mereka meniggalkan ajaran Islam dan mereka berusaha mengikuti jalan Non-Muslim dan itulah 'Jeza' atau hukuman buat mereka.Non – Muslim,karena mereka tidak dating untuk mempercayai Nabi terakhir.Bahwa dia telah disebutkan dari nabi pertama S.Adam. Hingga kenabi terakhir, Dia telah disebutkan;Hanya para Nabi yang memberikan apresiasi baik terhadapnya kepada para umatnya. – Dan negara2 Non-Muslim, karena mereka tidak mempercayainya,Hukuman akan mengenai mereka.dan negara2 muslim, karena mereka meninggalkan syariat, yang sudah diturunkan dari surga,meninggalkan perintah2 sucinya, perintah2 surgawi, meninggalkan untuk mengikuti penghulu para Nabi, dan mereka berlari mengejar jalan orang2 Non-Muslim, untuk menjadi seperti mereka,mereka berusaha,oleh karena itu huhkumanpun dating mengenai mereka. O Manusia jika kalian mengharapkan untuk diselamatkan disini dan dihari kemudian, dating dan ikutilah perintah suci dari surga yang kita telah dimuliakan dengannya. Jika setiap orang berlari menjauh dari perintah suci, tidak akan ada yang dapat menyelamatkan mereka atau tidak akan ada penyelamat untuk mereka. O manusia kalian dipersilahkan disini . dari jarak yang jauh, dari negara yang berbeda kalian dating kesini. Tetapkan apa yang telah dikatakan kepadamu dan berusahalah untuk mengikuti naungan dan perlindungan jalan dari Rasul, Penghulu dari para Nabi S.Muhammad sws,Kalian akan dilindungi disini dan dihari kemudian. O manusia, jagalah syariat yang suci, jagalah perintah suci-Nya! Jagalah anak-anakmu dari jalan yang kotor! Berusahalah untuk menjadi hamba yang baik bagi Allah Yang Maha Perkasa, karena saat ini mendekati hari akhir (kiamat),Hari Kebangkitan. Kita harapkan itu akan berada pada tahun 1500 Hijriah. Dan itu untuk tahun sekarang yang memasuki tahuun 1430 Hijriah berjarak 70 tahun lagi. Tanda lain dari kiamat, Yang besar dan yang kecil, akan muncul, hari kebangkitan akan dating mendekat. Jagalah imanmu, jagalah islammu, hormatilah islam, hormatilah Nabi sucimu! Semoga Allah mengampuni kita semua demi kemuliaannya. Kemuliaan dari hambanya yang termulia dan terhormat di kehadirat-Nya S.Muhammad saws, Fatiha.__._,_.___ kumpulan mutiara nasihat Sultan Awliya Mawlana Syekh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani qs dan Mawlana Syekh Muhammad Hisyam Kabbani qs dirangkum dalam blog www.muhibbunnaqsybandi.blogspot.com Kumpulan Adab Naqsybandi dapat dilihat di www.adabnaqsybandi.blogspot.com

Delapan Kebohongan Ibu

Thursday, February 26, 2009 Delapan kebohongan ibu Delapan Kebohongan Seorang Ibu Dalam Hidupnya Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita percaya bahwa kebohongan akan membuat manusia terpuruk dalam penderitaan yang mendalam, tetapi kisah ini justru sebaliknya. Dengan adanya kebohongan ini, makna sesungguhnya dari kebohongan ini justru dapat membuka mata kita dan terbebas dari penderitaan, ibarat sebuah energi yang mampu mendorong mekarnya sekuntum bunga yang paling indah di dunia. Cerita bermula ketika aku masih kecil, aku terlahir sebagai seorang anak laki-laki di sebuah keluarga yang miskin. Bahkan untuk makan saja, seringkali kekurangan. Ketika makan, ibu seringmemberikan porsi nasinya untukku. Sambil memindahkan nasi ke mangkukku, ibu berkata : "Makanlah nak, aku tidak lapar" --------- KEBOHONGAN IBU YANG PERTAMA Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di kolam dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan anaknya. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disampingku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata:"Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDUA Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata :"Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja. " Ibu tersenyum dan berkata :"Cepatlah tidur nak, aku tidak capek" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KETIGA Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergiujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yangtegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku.Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental.Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : "Minumlah nak, aku tidak haus!" ---------- KEBOHONGAN IBU YANG KEEMPAT Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harusmembiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpapenderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihatkehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untukmenikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata: "Saya tidak butuh cinta" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KELIMA Setelah aku, kakakku dan abangku semuanya sudah tamat dari sekolah danbekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untukmemenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu,tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirimbalik uang tersebut. Ibu berkata : "Saya punya duit" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KEENAM Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudianmemperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkatsebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu.Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku "Aku tidak terbiasa" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KETUJUH Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkenapenyakit kanker lambung, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatansangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebardi wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya.Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambilberlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisiseperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : "jangan menangis anakku,Aku tidak kesakitan" --------- KEBOHONGAN IBU YANG KEDELAPAN. Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya. ---ooOOOoo--- Dari cerita di atas, saya percaya teman-teman sekalian pasti merasa tersentuh dan ingin sekali mengucapkan : " Terima kasih ibu, dan terimakasih ayah ! " Coba dipikir-pikir teman, sudah berapa lamakah kita tidak menelepon ayah ibu kita? Sudah berapa lamakah kita tidak menghabiskan waktu kita untukberbincang dengan ayah ibu kita? Di tengah-tengah aktivitas kita yang padat ini, kita selalu mempunyai beribu-ribu alasan untuk meninggalkan ayah ibu kita yang kesepian. Kita selalu lupa akan ayah dan ibu yang ada di rumah. Jika dibandingkan dengan pacar kita, kita pasti lebih peduli dengan pacar kita. Buktinya, kita selalu cemas akan kabar pacar kita, cemas apakah dia sudah makan atau belum, cemas apakah dia bahagia bila di samping kita. Namun, apakah kita semua pernah mencemaskan kabar dari ortu kita? Cemas apakah ortu kita sudah makan atau belum? Cemas apakah ortu kita sudah bahagia atau belum? Apakah ini benar? Kalau ya, coba kita renungkan kembali lagi.. Di waktu kita masih mempunyai kesempatan untuk membalas budi ortu kita, lakukanlah ang terbaik. Jangan sampai ada kata "MENYESAL" dikemudian hari. Sumber :maestromuda.org
Ayam Negeri dan Ayam Kampung Pada suatu hari, seorang ayah dan seorang anak laki-lakinya yang sudah menjelang dewasa tampak sedang bersama-sama memberi makanan pada ayam-ayam peliharaan mereka. Keluarga ini memang memelihara banyak ayam dari berbagai jenis, yang terbagi menjadi dua golongan besar, yaitu ayam kampung dan ayam negeri. Di sela-sela kesibukan itu, tiba-tiba sang ayah bertanya pada anaknya : “Nak, kalau kau harus memilih, yang mana kau lebih suka, jadi ayam negeri atau jadi ayam kampung?” Sang anak tertegun mendengar pertanyaan tersebut. Ia tidak mampu menjawab. “Apa maksud ayah?” katanya sejurus kemudian. “Ini hanya sebuah permisalan. Bila kelak engkau menjadi lebih dewasa nanti, ada dua cara hidup yang bisa engkau pilih, yaitu cara hidup seperti ayam negeri, atau sebagai ayam kampung”, jelas ayahnya. “Ah, aku tahu ! Tentu aku memilih hidup seperti ayam kampung. Ia selalu bebas pergi ke mana saja ia mau..”, jawab sang anak dengan antusias. Si ayah yang bijaksana ini tersenyum sambil membenarkan. “Selain kebebasan, masih banyak hal-hal lain yang bisa kita ambil dari kehidupan ayam kampung, dibanding dengan kehidupan ayam negeri”, lanjut ayahnya. Lalu ia mulai berbicara panjang lebar untuk menjelaskan falsafah hidup ayam kampung kepada anak kesayangannyatersebut. Ayam kampung berbeda terhadap ayam negeri dalam banyak hal. Perbedaan pertama yang telah disebut di atas adalah hal kebebasan. Ayam kampung selalu hidup bebas di alam lepas. Pergi kesana ke mari mencari makan, bermain, dan bercengkerama. Sementara itu, ayam negeri selalu hidup di kandang yang bagus. Pada malam hari, ayam kampung tidur seadanya, di mana saja. Tidak perlu di kandang, bahkan acapkali hanya di atas jerami atau pada seutas ranting. Sedangkan ayam negeri siang malam ada di kandang yang nyaman, termasuk waktu tidur. Kandangnya itu, benar-benar dibuat nyaman, bersih karena setiap hari dibersihkan. Kesehatan lingkungannya di jaga, bahkan temperatur ruangan harus selalu diatur dengan nyala lampu agar tetap hangat. Ayam kampung mencari makan sendiri, berjuang menyibak semak-semak, mengorek sampah, merambah selokan, berpanas dan berhujan menyantap apa saja yang bisa disantapnya. Tidak peduli kotoran dan tidak hirau pelimbahan, demi menyambung hidup yang keras dari hari ke hari. Ayam negeri di lain pihak, disediakan makanan oleh majikannya dengan makanan khusus. Penuh gizi dan bebashama. Jadwal teratur, dan tidak boleh menyentuh makanan sembarangan. Sekali-sekali pada waktu- waktu tertentu, ayam negeri juga diberi suntikan agar lebih sehat dan produktif. Melihat kenyataan itu, tentu terpikir oleh kita bahwa sudah sepantasnya kalau ayam negeri memiliki kelebihan dalam segala hal dibanding ayam kampung. Tapi apa nyatanya? Ayam negeri sangat sensitif.Ada keadaan yang sedikit saja menyimpang dari seharusnya, sakitlah ia. Satu sakit, yang lain pun sakit, dan akhirnya semua mati. Sebaliknya,.ayam kampung tidak pernah sakit, tubuhnya sehat dan kuat, berkat gemblengan alam. Itu yang membuatnya tidak pernah sakit. Ia pun berjuang setiap hari di alam terbuka, melawan kekerasan alam untuk mencari nafkahnya. Ayam kampung juga memiliki rasa pengorbanan, tidak ragu untuk menyibak semak, mengorek sampah dan merambah selokan, berpanas dan berhujan sambil membimbing anak- anaknya mencari makan, agar mereka tegar seperti induknya. Sang ayah yang bijaksana tadi berkata lagi : “Lihat, meski bergelimang berbagai kenyamanan, ayam negeri itu sesungguhnya sudah kehilangan identitas sebagai makhluk yang bebas. Statusnya sudah diubah oleh mahluk lain yang bernama manusia, tidak lagi sebagai mahluk hidup, melainkan sebagai mesin. Mesin yang menghasilkan telur dan daging dalam jumlah besar bagi keperluan manusia..” Moral apa yang bisa kita serap dari fenomena ayam kampung dan ayam negeri ini? Manusia bisa berkaca dari cermin kehidupan ayam negeri dan ayam kampung. Dalam bekerja mencari nafkah serta meniti karir, kebanyakan generasi muda menghendaki kehidupan nyaman tidak ubahnya bagai kehidupan ayam negeri. Mendambakan hidup nikmat di mana segala kebutuhannya dipenuhi, jauh dari beratnya perjuangan hidup, jauh dari gemblengan dan tantangan alam, bahkan kalau perlu tidak usah tahu dengan yang namanya cucuran keringat serta beratnya banting tulang. Sejak selesai sekolah, rata-rata pemuda sudah terpola untuk bias diterima bekerja di sebuah perusahaan besar, menerima gaji besar, mendapat sejumlah jaminan dan fasilitas-fasilitas tertentu, mampu membeli rumah dan mobil sendiri, serta berkantor di salah satu gedung megah dan mewah di kawasan bisnis bergengsi. Sekolah dianggap sebagai sarana yang memberikannya standar pengakuan sebagai tiket untuk mendapatkan semua itu. Disana terselip sebuah pengharapan bahwa, semakin tinggi pendidikan yang ditempuh, semakin tinggi pula jabatan yang akan ia peroleh dari perusahaan, dan mereka mengira, semakin santai pula pekerjaan yang akan diberikan kepadanya. Hidup tenang dengan serba berkecukupan bahkan berkelimpahan. Tak perlu disangsikan lagi bahwa pedoman hidup yang dianut generasi muda ini, sama dan sebangun dengan liku-liku kehidupan ayam negeri. Mereka menginginkan kenyamanan dan berbagai fasilitas yang diberikan oleh majikan, sama seperti ayam negeri menerima kenyamanan dan berbagai fasilitas dari majikannya. Mereka menginginkan kesehatan dan jadwal hidup yang serba teratur, sama seperti ayam negeri menerima kesemua itu dari majikannya. Mereka memerlukan perhatian penuh tentang kesejahteraan diri dan keluarga, memerlukan tuntunan dan pimpinan untuk memperlancar tugas dan kewajibannya, sama seperti seperti yang diberikan majikan kepada ayam-ayam negeri itu. Namun mereka tidak menyadari bahwa pada saat yang sama, mereka telah kehilangan kebebasan dirinya, sebagai hak azasi manusia yang paling hakiki. Mereka tidak bisa lagi pergi dan terbang kesana ke mari seperti seekor elang di langit lepas. Sama seperti yang dialami oleh ayam negeri. Lebih-lebih lagi, mereka telah kehilangan identitas diri sebagai mahluk hidup, karena status dirinya, disadari atau tidak, telah dirubah menjadi mesin yang sangat produktif demi kepentingan majikannya. Juga sama seperti ayam negeri. Falsafah hidup seperti ayam negeri, benar-benar merupakan suatu hal yang menyesatkan, terutama bagi kalangan muda. Orang akan terpedaya dengan perasaan nikmat dalam kehidupan yang terkungkung di antara sisi-sisi tembok beton kantor atau rumahnya yang mewah. Padahal di luar, masih teramat banyak orang yang tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pekerjaan, hidup susah di rumah-rumah kumuh dan pengap. Falsafah ayam negeri hanya mengajarkan manusia untuk memuja kenyamanan diri semata. Meski tidak ada yang salah untuk memperoleh kesejahteraan, kesenangan dan kemewahan bagi diri dan keluarga, namun pola hidup demikian cenderung membuat orang menjadi figur yang selfish dan egois, selalu mementingkan diri sendiri. Tidak ada lagi rasa prihatin dan empati kepada sesama. Apalagi keinginan berkorban untuk orang lain. Sindrom kenikmatan juga akan menyebabkan kaum muda kehilangan semangat dan daya juang, sehingga tidak akan mau lagi ikut memikirkan bagaimana berpartisipasi untuk memajukan negara dan bangsa, mengentaskan kemiskinan rakyat jelata dan berbagai aspek social lainnya yang amat dibutuhkan oleh masyarakat banyak. Di ujung rangkaian dari berbagai kesenangan yang memabukkan itu, akhirnya akan muncullah masalah yang paling berat, yaitu kenyataan bahwa generasi muda akan menjelma menjadi generasi yang ringkih, getas dan sensitif. Generasi yang mudah patah saat dihadapkan pada situasi krisis, sebagai akibat terlalu dimanjakan oleh kenikmatan. Lagi-lagi sama seperti ayam negeri yang sensitif terhadap berbagai penyakit.